Salam, Selamat Datang Calon Penghuni Surga

Pages

Selasa, 22 Juli 2014

Puisi - Engkau Pertama

Seperti sedih ,
Netraku tak kuasa menanggul arusnya lagi dihadapan bahagia
Kau datang sebagai pemeran utama dalam lelap juga terjaga ku
Tak ada keputusan pertalian, namun teristimewanya engkau saat kusebut namamu mantap pada-Nya,
"Bahwa aku cinta"

Pertama engkau, engkau pertama, 
Memporandakan kesedihan meski dalam diam
Kau gantikan puisi cinta kami yang lalu dengan sekelebat tatapan matamu
Secepat kilat aku mau! 
Ibarat rangkaian kata, munajat ku berpindah obyek dengan keterangan yang lebih indah
Akankah kau teguh , anak muda??
Ini masih seperseribu jalan

Created By : Fitria Rizky Sutrisna


Prosa - Dia Itu...

 “Belum pernah kucoba ukur derajad suhu di akhir-akhir malam ini, namun angin yang berlalu bak sembilu menembus lapisan lemak di ariku” Ucap gadis itu lirih.
Duduk dengan kaki menggantung pada jembatan kayu yang hampir rapuh di pantai selatan, didekap malam yang sungguh dingin. Ia melamun dengan mug berisi teh panas di genggamannya.
5th yang lalu,
“Ibumu pergi! Ayah tak bisa menjaganya dengan baik!” Kata ayah gadis itu.
“Aku memang ditakdirkan down syndrome dan bisu. Rangkaian kataku hanya berhenti di kalbu dan sesekali kugoreskan dalam tulisan dengan lemah. aku tidak bisa mendebat ayah mengenai kemana Ibu pergi. Ke alam baka? Atau ke ujung dunia?” – “Yang jelas, ayah berjanji untuk tidak membagi-bagi cinta ayah padaku. Sudah cukup pekerjaan ayah yang menjadi perampok waktu kami. Dan ayah telah menipuku dengan memeluk mesra wanita itu di stasiun” Batin gadis itu dengan kacau.
“(Pluk-Byur )” . Dinginnya air di laut selatan itu mungkin sama seperti laut Bosphorus, dengan cepat memecah mug panas yang dijatuhkan gadis itu, akibat perubahan suhu yang mendadak.
“TEPAT SEKALI” Gadis itu tersenyum puas melihat mug keramiknya yang pecah berkeping-keping.
Dari kejauhan didengarnya hentakan kaki berlari kencang seperti hampir merobohkan jembatan tua itu. Dengan lantang ia berteriak, “DIA IBUMU, NAK…….!!”

Gadis itu tersenyum mendengar suara lantang yang menggetarkan air laut yang telah masuk di lubang telinganya.

Created : Fitria Rizky Sutrisna