Sabtu, 05 Maret 2016
Selasa, 01 Desember 2015
Puisi Cinta - Istri
Saat kau haus, aku ingin menjadi telaga penumpas dahagamu
Saat kau gerah, aku lah angin yang bertiup syahdu
Saat kau dingin, akupun rajut hangat yang selimutimu
Saat kau marah, aku ingin menjadi salju peredam apimu
Saat kau sedih, aku sutra lembut penyerap linangmu
Saat kau bahagia, cukuplah aku menjadi alasanmu
Dan
Saat kau hendak terjatuh, aku ingin menjadi rusuk yang 'kan menopangmu
Created By : Fitria Rizky Sutrisna
Jumat, 25 September 2015
Puisi Nasionalis - Mustahil Mencium(nya)
Mereka memanggil Ibu Pertiwi
Mereka melagukan "Ibu sedang menangis"
Dimana air matanya?
Andai aku dapat menyibak air matanya.
Mereka memanggil Ibu Pertiwi
"Hutan, gunung, sawah, lautan. Simpanan kekayaan"
Dimana harta itu?
Andai aku dapat menikmatinya
Mereka memanggil Ibu Pertiwi
Cantikkah wajahnya?
Andai aku tahu, aku ingin menciumnya
Created by : Fitria Rizky Sutrisna
Mereka melagukan "Ibu sedang menangis"
Dimana air matanya?
Andai aku dapat menyibak air matanya.
Mereka memanggil Ibu Pertiwi
"Hutan, gunung, sawah, lautan. Simpanan kekayaan"
Dimana harta itu?
Andai aku dapat menikmatinya
Mereka memanggil Ibu Pertiwi
Cantikkah wajahnya?
Andai aku tahu, aku ingin menciumnya
"Ibu" sudah (rusak), dinodai oleh "mereka"
![]() |
Geguritan - Kartini Muwun
GeguritanSiyen ana, wanita mulya
Gedhe tekade, gedhe baktine
Urip nelangsa, nistha papa
Kuwasane jaman Walanda
Niat sajroning ati, kanggo para siwi
Anggugah pendidikan, Negara kita sing dienggo dolanan
Eee... Lhadalah
Kahanane wanita jaman saiki
Dipoles agunging teknologi
Tata trapsilane ilang mili
Budi pekerti luhur
Ilang digawa angin mabur
Arane nganggo busana
Nanging tansaya katon uda
Apa maknane endah palupi?
Yen pocapan ala mancep ing lathi
Wadhuh biyung...
Created by : Fitria Rizky Sutrisna
Langganan:
Postingan (Atom)