Seluncuran mentari tlah disiapkan,
Kuas dan tinta saga pun jua tuk
lukisan harmoni sore , namun mental
tuk goreskan namamu tiba-tiba padam
karena senyum wanita lalumu itu
terlalu membuatku tersinggung.
Lalu binar cahaya matanya
menyapaku, bak berkata "hai,
aku adalah masa lalu
lelakimu" Sambil meninggalkan
jejak senyum untuk melumpuhanku.
Dengan masygul kutelan ludah
disusul biji keringat di kening
bersari rasa ranum .
Apa kulepas saja genggamannya
sebelum larut. Pikirku.
Kau terlalu cepat mendarat
karena aku mampu sediakan
altar kasturi untukmu atau
karena lelah terbang di
perasaan wanita berteka teki
itu??
Sembunyi di balik juntai pesimis,
meski kau telah coba genggam
jemariku, jari manis tak ingin
bersatu.
Maaf elang, kumeragukanmu.
Created by : Fitria Rizky Sutrisna