Salam, Selamat Datang Calon Penghuni Surga

Pages

Kamis, 19 Juni 2014

Sajak - DBM (Dua Bola Mata)



Dua Bola Mata,
Tajam pandangnya,
Ia pemiliknya, lelakiku

Mata pedang persisnya,
Sembilu yang bernada,
Penggugah tawa peluruh duka,

Panas dingin menyapa,
Aku tetap suka,

Dua Bola Mata,
Pemecah gulana,
Berwarna merah senja,
Kadang manja dan ceria,

Dua Bola Mata,
Surga?? atau Neraka??
Iblis?? atau Dewa??
Bagaimana bisa aku suka??

Created By : Fitria Rizky Sutrisna

Puisi - Yang Sekarang Hatiku Rasakan

Yang Sekarang Hatiku Rasakan,

Yang sekarang hatiku rasakan,
Bagaikan berjalan di atas jembatan kematian
Menghantarkan pada ketersesatan nyata meski jalannya lurus
Tabir hijab hanya kosong, pastilah prasangka mereka.

Aku tahu anugerah ini tidak selalu benar
Sampai sedetik ingatannya, bertalulah jantungku
Bahaya, ini bukan anugerah, namun musibah

Lalu, tolong pegangi hatiku, bantulah menerjemahkan
Pola kalimat yang membingungkan, yang berkutat di bayang pikiranku
Siapa yang mampu menolong? Pemeran utamaku ialah engkau, mampukah?

Apa aku harus menaiki kereta yang berlawan arah darimu, kasih?
Jawablah tanyaku.



Created By : Fitria Rizky Sutrisna

Minggu, 15 Juni 2014

Puisi - Maaf Elang, Kumeragukanmu.

Seluncuran mentari tlah disiapkan,
Kuas dan tinta saga pun jua tuk
lukisan harmoni sore , namun mental
tuk goreskan namamu tiba-tiba padam
karena senyum wanita lalumu itu
terlalu membuatku tersinggung.

Lalu binar cahaya matanya
menyapaku, bak berkata "hai,
aku adalah masa lalu
lelakimu" Sambil meninggalkan
jejak senyum untuk melumpuhanku.

Dengan masygul kutelan ludah
disusul biji keringat di kening
bersari rasa ranum .
Apa kulepas saja genggamannya
sebelum larut. Pikirku.

Kau terlalu cepat mendarat
karena aku mampu sediakan
altar kasturi untukmu atau
karena lelah terbang di
perasaan wanita berteka teki
itu??

Sembunyi di balik juntai pesimis,
meski kau telah coba genggam
jemariku, jari manis tak ingin
bersatu.

Maaf elang, kumeragukanmu. 




Created by : Fitria Rizky Sutrisna

Puisi - Kaitannya

Ingat saja perekonomian yang terpuruk
Degradasi pemasukan dan investasi
Ternyata mereka pengaruh segala peradaban

Karna devisa turun
Pria tak jarang melamun
Posisinya yang kian pucat pasi
Di mata wanita berjiwa emosi

Kudeta cinta merajalela
"Aku kau beri makan apa? Dupa????"
Kata mulut para wanita

Rasanya fitrah wanita tlah terampas
Oleh gairah dunia yang memanas
Mereka malah riang berkipas
Di atas punuk pria yang kelabu

Kontroversi kemakmuran negara
Tak salah jika disalahkan
Negara mundur, Gaji pria terundur2
Lagi... kudeta hati terjadi,
Hingga twenty nine his age, tak juga berjodoh,
Memikirkan dendam ekonomi yang tergopoh.

Ini semua kaitan antara cinta dan uang.



Created by : Fitria Rizky Sutrisna
*Inspiration by: vicky prasetyo

Puisi - Rintihan kami, bukan Rintihan

 
 
Rintihan Kupu-kupu yang cacat :
"Jika harus kalian tertawa akan kesendirianku, tertawalah dengan manis.
Jika harus kalian bersorak di hadapan sayap tanpa pasangan, bersoraklah dengan manis.
Jika harus kalian meninggalkanku, tinggalkan aku dengan manis."


Rintihan ombak-ombak kecil :
"Kami jiwa penyendiri, bukan berarti tak disenangi.
Hempasan ombak yang diagungkan, hanya jahat!
Desir pasir adalah pasangan kami.
Hakikat kami, hanya air.
Tak peduli jika harus diasingkan oleh ombak besar yang dielu-elukan!"


Rintihan serak burung jantan :
"Demi menarik betinaku,
Kukorbankan pita suaraku putus.
Nyanyian empuk kasih kulantunkan.
Demi cintaku yang sederhana.
Putus suaraku, ialah jembatanmu dengan pejantan lain."


"Keikhlasan kasih kami, bukan untuk menunggu, namun untuk ditunggu-tunggu.
Tinggalkan kami sendiri, sendiri namun slalu bersama kedamaian. Hingga terompet berbunyi!"
 

Created By : Fitria Rizjy Sutrisna