Salam, Selamat Datang Calon Penghuni Surga

Pages

Selasa, 01 Desember 2015

Puisi Cinta - Istri



Saat kau haus, aku ingin menjadi telaga penumpas dahagamu

Saat kau gerah, aku lah angin yang bertiup syahdu

Saat kau dingin, akupun rajut hangat yang selimutimu

Saat kau marah, aku ingin menjadi salju peredam apimu

Saat kau sedih, aku sutra lembut penyerap linangmu

Saat kau bahagia, cukuplah aku menjadi alasanmu

Dan
Saat kau hendak terjatuh, aku ingin menjadi rusuk yang 'kan menopangmu


Created By : Fitria Rizky Sutrisna



Puisi Kematian - Pulang

...

Jumat, 25 September 2015

Puisi Nasionalis - Mustahil Mencium(nya)

Mereka memanggil Ibu Pertiwi
Mereka melagukan "Ibu sedang menangis"
Dimana air matanya?
Andai aku dapat menyibak air matanya.

Mereka memanggil Ibu Pertiwi
"Hutan, gunung, sawah, lautan. Simpanan kekayaan"
Dimana harta itu?
Andai aku dapat menikmatinya

Mereka memanggil Ibu Pertiwi
Cantikkah wajahnya?
Andai aku tahu, aku ingin menciumnya


"Ibu" sudah (rusak), dinodai oleh "mereka"

Created by : Fitria Rizky Sutrisna

Geguritan - Kartini Muwun

Geguritan 
Hasil gambar untuk kartini
Siyen ana, wanita mulya
Gedhe tekade, gedhe baktine
Urip nelangsa, nistha papa
Kuwasane jaman Walanda

Niat sajroning ati, kanggo para siwi
Anggugah pendidikan, Negara kita sing dienggo dolanan

Eee... Lhadalah
Kahanane wanita jaman saiki
Dipoles agunging teknologi
Tata trapsilane ilang mili
Budi pekerti luhur
Ilang digawa angin mabur
Arane nganggo busana
Nanging tansaya katon uda
Apa maknane endah palupi?
Yen pocapan ala mancep ing lathi

Wadhuh biyung...

Created by : Fitria Rizky Sutrisna

Puisi Nasionalis - Ibu Pertiwi

Ibu, Kami datang...!!!
Ibu, Ibu pertiwiku
Rahimmu telah melahirkanku,
Air susumu ialah lautan harapan penghidupanku,
Pelukmu ialah rindang hutan berbentang

Ibu, Ibu pertiwiku
aku tumbuh bersamamu
Kau nyanyikan sebait kidung kedamaian
Siul nyiurmu, adalah citra budi Tuhan

Ibu,
Dimanakah dirimu?
Kami lapar, ibu..
Aku rindu air susumu
tempat persemaian benih-benih masa depan

Kami lapar ibu..
Ludah penguasa adalah asam yang menghunus lambungku
Janjinya serapah,
Sabdanya sampah

Ibu, Aku ingin bersujud, bersimpuh,
kembali di sela jemari retakmu
meminta izin berperang

Ibu, Ibu pertiwiku
Kamilah cendekiawan,
Insan-insan bernpaskan Ilmu Tuhan
Tuk perangi zaman edan


Created by : Fitria Rizky Sutrisna

Senin, 07 September 2015

Puisi Islami - Selamat Pagi (Hijrahku)


.....


Minggu, 07 Juni 2015

Penguasa Hatiku

Dari : Budak belia tanpa nama


Bintang yang bersinar di setiap langkahku.

Ciptaan Sang Maha Kuasa yang megah hatinya.

Budak cintamu ini selalu basahkan bibir dengan doa. 
Oh, Penguasa hatiku yang berada di angan sana.
Tunjukkanlah rupamu pada bingkis waktu yang merdu.
Yang harum jika nafasmu yang memanggilku.
Yang merdu jika syairmu membelaiku.
Budakmu ini kian resah menunggu.
Oh, Penguasa hatiku, ciptaan Tuhan yang megah hatinya.
Relakah dikau saat airmata jatuh mengganggu teja yang hiasi senja?
Relakah ketika hamparan bintang terusir oleh jeritan keresahanku?
Relakah jika sampai bagaskara ragu untuk menyinari hari karena mendungnya jiwaku?
Oh, Penguasa hatiku yang megah hatinya.
Seorang budak sedang berlutut pada kesedihan- meronce aksara- disaksikan Tuhan.
Adakah dirimu masih tanpa ketegasan untuk memerdekakanku?
Ampunilah jiwaku yang menginginkan tahta suci untuk mencintaimu, karena megahnya hatimu.
Oh, Pujangga . Ajari aku untuk mengakhiri bait layaknya melodi di akhir lagu.
Sungguh .. Oh sungguh aku tiada ingin mengakhirinya atas nama cintaku padamu, penguasa hatiku, bintang siang malamku.


Created By : Fitria Rizky Sutrisna