Kau pikir mataku
terpejam
Kau pikir bibirku
terkunci
Kau pikir hatiku
tertutup
Kau pikir ragaku
terdiam kaku
Di pagi yang menjemput senja
Di senja yang menjemput malam, dan begitu
seterusnya.
Alam bawahku basah,
Bekerja yang hanya satu, untuk menghadirkan
bayanganmu, meski ada kata “bagaimana” di tengah-tengahnya.
Kau tergambar bak siluet, hanya saja penuh
warna.
Kau hadir bagai tiupan angin pantai,
Lembut, menyisir desir rambut,
namun terkadang hilang dan menjadi udara dengan diam sempurna.
Lembut, menyisir desir rambut,
namun terkadang hilang dan menjadi udara dengan diam sempurna.
Aku yang kau kira mati,
Ternyata memang mati, Mati karena sibuk
mengalunkan doa untukmu.
Mati yang indah dengan beribu tasbih cinta
Tanpa kau meminta,
Tanpa kau mereka,
Hanya satu tokoh, itulah kamu.
Hanya satu lakonan, itulah kita.
Hanya satu judul, itulah cinta.
Hanya satu lakonan, itulah kita.
Hanya satu judul, itulah cinta.
Kau selalu ada, dan akan selalu aku pelakunya.
Created By : Fitria Rizky Sutrisna
Created By : Fitria Rizky Sutrisna
0 komentar:
Posting Komentar