Salam, Selamat Datang Calon Penghuni Surga

Pages

Minggu, 30 Maret 2014

Puisi Cinta - Titik Terang





Akhirnya,
Dari tiap mili jejak kaki melangkah,
Beratus ngarai,
Berpuluh pantai,
Beribu jurang yang kian membelah setiap titik keabadian cinta

Yang dulu lemah,
Yang dulu rapuh dan sepi terkikis air mata

Yang kemudian berhiaskan tembok emas,
Berkawat baja,
Yang kemudian terlindungi batu beton yang tak tertembus pedang, Yang kemudian damai tersirat dalam aliran darah

Yang kukira lama,
Yang kukira merapat menuju pelabuhan yang bersemi,
Yang kukira darah ini selalu mengucurkan nyanyian sejuk kasih,
Yang haus akan rindu

Dan kemudian pecah,
Dan kemudian mengalir deras tanpa arah
Dan kemudian darah ini menembus tiap kulit ari
Hingga mematikan fungsi hayatku

---


Dan kukira mati,
Dan kukira berakhir,
Akhir dari aku merasakannya,
“Sebuah rasa yang manis namun hambar”
“Sebuah rasa yang berwarna namun pucat”
“Sebuah rasa yang indah namun memilukan”
Tiada kata lain tergambarkan selain Cinta Pilu Seorang Remaja

Namun ternyata,
Sungguh Tuhan tak kan memutuskan cinta-Nya kepada hamba,
Jiwaku masih hidup
Darah yang kukira hilang, masih tertahan di pojok raga,
Masih mengalir menghidupkan jantung yang terlanjur malu berdetak,
Masih mengalir memanggil paru-paru untuk menukar setiap napas memory dengan nafas masa depan,
Masih mengalir membangunkan hati yang pengecut.

Dan kini, Aku melangkah pasti
eninggalkannya yang percuma

Akhirnya,

Created By : Fitria Rizky Sutrisna

0 komentar:

Posting Komentar