Lalu
bagaimana jika rasa ini merongrong dan menggerogoti ulu hatiku?
Rasa
rindu yang akan ditertawakan masa.
Benturan
yang membuat langkah kecilku lebam, mungkin akan melumpuh.
Tersandung
oleh emosi dari dalam ragaku sendiri.
Waktuku
terasa parau tanpa hadirmu kasih.
Hardiklah
aku yang bodoh ini.
Agar
terbuka mata batinku.
Bahwa
harus berlapis yang aku tembus.
Bukan
hanya sekedar kesenangan sementara.
Napasku
terengah-engah, pikiranku berlari mundur.
Aku tak
mampu menimbang.
Neraca
ini tlah terlanjur kelu dan dingin.
Tak
mampu lagi menghakimi, bahwa hitam atau putihkah jalanku.
Air
mata yang berjalan lirih.
Silih
berganti membasahi pipi yang pucat.
Lengkungan
merah indah di air muka sungguh terasa berat diangkat.
Terasa
menempel kaku diselimuti hawa nestapa.
Lalu
bagaimana jika kau menyapaku kembali?
Jasadku
semakin terpojok dalam sudut hitam yang tak sedikitpun bercahaya.
Maaf,
bukankah akan lebih suci jika aku berpacaran dengan kesendirian?
Created By : Fitria Rizky Sutrisna
0 komentar:
Posting Komentar